DIA PUNYA DOA MUSTAJAB, SAMPAI NABI S.A.W BERWASIAT AGAR UMAR DAN ALI MINTA DIDOAKAN OLEHNYA. SIAPAKAH DIA ?
Dia tak dikenal banyak orang dan Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya
yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih
tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai
penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar
menopang kesehariannya.
sablon solo
-----------------
( Memeluk Islam )
Islam datang
ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan
datangnya kebenaran.Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi
ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung.
Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan
cara kehidupan Islam.
Alangkah sedihnya hati Uwais setiap
melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah
“bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia
sendiri belum.
Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan
kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya
ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia
beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.
sablon solo
-----------------
( Direstui Ibunya )
Dengan berbagai pertimbangan, dan persiapan membekali perawatan ibunya,
maka pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya
dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi
SAW di Madinah.
Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu
ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais,
dan berkata:“Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila
telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.Dengan rasa gembira ia
berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang
akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani
ibunya selama ia pergi.
Sesudah berpamitan sambil menciumi
sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih
empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya,
tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas
yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu
dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang
sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.
( Kerumah Rasulullah SAW )
Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi
SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah
sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais
menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak
berada di rumah melainkan berada di medan perang.Betapa kecewa hati
sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak
berada di rumah.
Dalam hatinya bergolak perasaan ingin
menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau
pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah
tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus
lekas pulang”.
Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya
tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemahuannya untuk menunggu dan
berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit
kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia
hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan
perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung
menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW
menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia
adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan
baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya
tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada
yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya
sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya
terlalu lama.
Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda
putih di tengah-tengah telapak tangannya.”Sesudah itu beliau SAW,
memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda
: “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan
istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.
sablon solo
-----------------
( Umar dan Ali berkunjung )
Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga
kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan
Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi
SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera
mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama.Sejak
itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu
menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.
Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua.
Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang
dagangan mereka.Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan
kafilah menuju kota Madinah.
Melihat ada rombongan kafilah
yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w.
mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka.
Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga
unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau
berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.Sesampainya di kemah tempat
Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam.
Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri
shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil
bersalaman.
Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera
membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang
berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh
baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit.Dan ditanya Uwais
oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ?“Abdullah”, jawab
Uwais.Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan :
“Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang
sebenarnya ?”Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.Dalam
pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia.
Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang
saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais
berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada
khalifah:“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”.Mendengar
perkataan Uwais, Khalifah berkata:“Kami datang ke sini untuk mohon do’a
dan istighfar dari anda”.
Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.
( Karomah )
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar
beritanya. Ia berdakwah didusun terpencil, tawaran Umar untuk diantar
oleh tentara tidak dihiraukannya demi menjaga agar namanya tidak
dikenal. Suatu ketika ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong
oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah
Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus
dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga
air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat.
Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut
berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya.
Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa
terkejutnya kami melihat kejadian itu.“Wahai waliyullah,” Tolonglah kami
!” tetapi lelaki itu tidak menoleh.Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat
yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu
menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?”“Tidakkah engkau
melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya
kami.“Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! ”katanya.“Kami telah
melakukannya.”“Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca
bismillahirrohmaanirrohiim!”Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan
berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih.
Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami
berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami
,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua
selamat”.“Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? ”Tanya
kami.“Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.Kemudian kami berkata
lagi kepadanya, ”Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah
milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika
Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya
kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.“Ya,”jawab kami.Orang
itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a.
Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke
permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan.
Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.
sablon solo
-----------------
( Keanehan menjelang wafatnya )
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah
pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba
sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa
ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang
yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi
hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang
menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke
pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
( Uwais pernah Ikut Berjihad )
Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang
bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.Dan
Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi
jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku
bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada
kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya.
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman.
Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya
orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan
pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan
orang.
Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak
diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah
siap melaksanakannya terlebih dahulu.
( Keutamaan dalam kisah ini )
Dia yang tidak ingin dikenal terjaga ikhlasnya.
Dia yang sederhana akan mudah infaqnya, khusyu shalatnya.
Dia juga berdakwah dikuffah dusun terpencil.
Dia yang menjaga ibadahnya sampai ibadah berjihad dijalan Allah juga dilakukannya.
Dia juga berbakti kepada ibunya.
Namanya begitu harum mewangi "Uwais al-Qorni".
( Ibadahnya hanya terkenal dilangit )
Penduduk kota Yaman tercengang.Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah
sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita
kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya
hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu,
engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya
manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam
jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di
turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru
saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata
ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit.
SABLON SUKOHARJO SOLO
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, salah satunya adalah:
Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama)
yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia
menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia
meninggal dunia.
apabila artikel ini bermanfaat silahkan share
melalui media sosial dibawah ini.barangkali ilmu yang bermanfaat bisa
memberikan pahala yang terus menerus saat anda berada di
akhirat...aamiin