sablon solo
-----------------
Dajjal dinamakan Dajjal karena dia telah
menutupi kebenaran dengan kebathilan, atau karena dia telah menutupi
kekufurannya di hadapan manusia dengan kebohongan, juga perancuannya
kepada mereka. Ada juga yang me-ngatakan bahwa dia menutupi perkara
yang benar dengan jumlah pengikutnya yang banyak. Dan karena itu pulalah
para Nabi memberikan peringatan (kepada seluruh umatnya) dari fitnahnya
dan bukti-bukti kebathilannya. Adapun orang-orang yang diberikan taufik
oleh Allah, maka sesungguhnya mereka tidak akan pernah terbuai, juga
tidak akan pernah tertipu dengan segala hal yang dia bawa berupa dalam
kehidupan ini, yaitu ajakan membiasakan maksiat dan nilai-nilai
kekufuran. Dan budaya meremehkan Iman dan amal shaleh, lalai dari
beribadah kepada Allah.
Demikian pula pengetahuan tentangnya
yang telah dijelaskan. Oleh karena itu orang yang telah dibunuh dan
dihidupkannya kembali berkata, “Tidaklah ada sesuatu yang bertambah di
dalam diriku kecuali keyakinan (bahwa engkau adalah Dajjal).” ( Syarh
an-Nawawi li Shahiih Muslim (XVIII/58-59), dan Fat-hul Baari (XIII/105) )
sablon solo
-----------------
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan bimbingan kepada umatnya
dengan sesuatu yang dapat bisa menjaga mereka dari segala fitnah Dajjal,
beliau telah meninggalkan umatnya dengan jalan hidup yang sangat jelas,
malamnya bagaikan siang, tidak akan ada orang yang menyimpang darinya
kecuali dia akan celaka. Maka beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sama
sekali tidak meninggalkan kebaikan kecuali menunjuki umat kepadanya,
demikian pula tidak pernah meninggalkan kejelekan kecuali memberikan
peringatan kepadanya umat agar meninggalkannya, dan di antara hal yang
beliau peringatkan adalah fitnahnya karena ia adalah sebesar-besarnya
fitnah yang dihadapi oleh umat ini sampai tegaknya Kiamat.
Sebelumnya setiap Nabi telah memberikan peringatan umatnya akan adanya
Dajjal yang buta matanya, adapun Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam secara khusus diperintahkan untuk memberikan peringatan yang
lebih, dan Allah Ta’ala telah banyak menjelaskan mengenai sifat-sifat
Dajjal kepadanya agar umatnya selalu hati-hati. Sesung-guhnya dia akan
keluar kepada umat ini, karena ia adalah umat yang terakhir dan Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi.
Imam
Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu
anhuma, bahwasanya dia berkata, “Dajjal akan muncul pada saat agama
sudah tidak diperhatikan dan ilmu (agama) sudah ditinggalkan…” (lalu
beliau menuturkan hadits, dan di dalamnya ada ungkapan:) “Kemudian Nabi
‘Isa bin Maryam turun, lalu beliau berseru pada waktu sahur, dia
berkata, ‘Wahai manusia, apa yang menghalangi kalian untuk keluar
menghadapi si pendusta lagi buruk ini?’ Mereka berkata, ‘Ini seorang
laki-laki dari bangsa jin.’ Akhirnya mereka semua pergi. Tiba-tiba
mereka berjumpa dengan Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam, kemudian
iqamah shalat dikumandangkan. Dikatakan kepadanya, ‘Majulah untuk
meng-imami kami, wahai Ruuhullaah!’ Beliau berkata, ‘Hendaknya imam
kalian yang maju, dan menjadi imam bagi kalian,’ kemudian seusai
melakukan shalat Shubuh, mereka semua keluar menemuinya (Dajjal).’
Beliau (Rasul) bersabda, ‘Ketika si pendusta melihatnya (Nabi ‘Isa),
maka dia akan mencair bagaikan garam yang mencair di dalam air.
Selanjutnya dia berjalan menujunya, lalu membunuhnya hingga pepohonan
dan bebatuan berkata, ‘Wahai Ruuhullaah, ini orang Yahudi,” maka dia
tidak meninggalkan seorang pun yang mengikutinya (Dajjal) melainkan dia
membunuhnya.” ( Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab
Dzikrud Dajjal (XVIII/67-68, Syarh an-Nawawi ).
sablon solo
-----------------
Berikut ini
sebagian bimbingan Nabi yang diberikan kepada umatnya agar dia selamat
dari fitnah yang besar ini, di mana kita pun selalu memohon kepada Allah
agar memberikan keselamatan dan melindungi kita semua darinya.
a. Memegang teguh agama Islam dan mempersenjati diri dengan keimanan,
mengenal Nama-Nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang mulia yang tidak ada
sesuatu pun berserikat di dalamnya. Maka ia akan mengetahui bahwa Dajjal
adalah manusia biasa yang makan dan minum, dan bahwa Allah Ta’ala
disucikan dari semua itu. Sesungguhnya Dajjal buta sebelah matanya,
sementara Allah tidak buta. Sungguh, tidak akan ada orang yang dapat
melihat Rabb-nya hingga dia mati, sementara Dajjal akan dilihat oleh
manusia ketika dia keluar, baik orang mukmin maupun orang kafir.
b. Memohon perlindungan dari fitnah Dajjal, terutama ketika shalat. Telah diriwayatkan beberapa hadits shahih tentangnya.
Di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh asy-Syaikhani dan an-Nasa-i,
dari ‘Aisyah, isteri Nabi Radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo’a di dalam shalatnya dengan do’a:
اَللّهُمَّ إِنِّـي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ...
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan
aku berlindung kepada-Mu dari fitnah al-Masih ad-Dajjal….[Shahiih
al-Bukhari, kitab al-Adzaan bab ad-Du’aa' qablas Salaam (II/317,
al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, kitab al-Masaajid wa Mawaadhi’ush
Shalaah, bab at-Ta’awwudz min Adzaabil Qabri wa Adzaabi Jahannam (V/87,
Syarh an-Nawawi).]
Diriwayatkan oleh al-Bukhari rahimahullah,
dari Mush’ab [2], dia berkata, “Sa’d pernah memerintahkan lima hal dan
menyebutkannya dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya
beliau memerintahkannya… (di antaranya):
وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا. (يَعْنِى: مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ)
‘Dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia.’ (Yakni dari fitnah
Dajjal).”[ Shahiih al-Bukhari, kitab ad-Da’awaat, bab at-Ta’awwudz min
Adzaabil Qabri (XI/174, al-Fat-h). ]
Memaknai dunia dengan Dajjal merupakan satu isyarat bahwa fitnah Dajjal adalah sebesar-besarnya fitnah yang terjadi di dunia.”
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ؛ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ؛
يَقُوْلُ: اَللّهُمَّ إِنِّـى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ،
وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ،
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
‘Jika salah
seorang di antara kalian bertasyahhud, maka mohonlah perlindungan kepada
Allah dari empat hal, dengan mengucapkan, ‘Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari siksa Neraka, siksa kubur, fitnah kehidupan dan mati, dan
dari kejahatan fitnah Dajjal.
As-Safarini rahimahullah
berkata, “Di antara sesuatu yang patut bagi setiap alim adalah hendaklah
dia menyebarkan hadits-hadits tentang Dajjal pada anak-anak, kaum
wanita dan kaum pria… dan telah diriwayatkan bahwasanya di antara
tanda-tanda keluarnya (Dajjal) adalah melupakan penyebutannya di atas
mimbar.”
Hingga perkataan beliau, “Terutama di zaman kita
sekarang ini, di mana telah banyak fitnah dan cobaan. Laa haula walaa
quwwata illa billaah.”
c. Menghafal beberapa ayat dari surat
al-Kahfi. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk
membaca awal-awal dari surat al-Kahfi untuk menghadapi Dajjal, dan di
dalam sebagian riwayat ayat-ayat terakhir dari surat tersebut, yakni
dengan membaca sepuluh ayat dari awalnya atau dari akhirnya.
Di
antara hadits-hadits yang menjelaskan hal itu adalah apa yang
diriwayatkan oleh Muslim rahimahullah dari hadits an-Nawwas bin Sam’an
yang panjang… (di dalamnya terdapat sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam):
مَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُوْرَةِ الْكَهْفِ.
“Barangsiapa di antara kalian bertemu dengannya, maka bacakanlah kepadanya permulaan surat al-Kahfi.”
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan pula dari Abud Darda'
Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْفِ؛ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ.
“Barangsiapa hafal sepuluh ayat dari awal surat al-Kahfi, maka dia akan dijaga dari Dajjal.”
Maksudnya dari fitnahnya.
Muslim rahimahullah berkata, “Syu’bah berkata, ‘Pada akhir-akhir surat
al-Kahfi,’ al-Hammam berkata, ‘Dari awal surat al-Kahfi.’”
An-Nawawi rahimahullah berkata, “Sebab hal itu adalah
keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada pada
permulaan suratnya. Maka barang-siapa merenunginya, niscaya dia tidak
akan terkena fitnah Dajjal, demikian pula di akhirnya, yaitu firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala:
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا
“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) meng-ambil...” [Al-Kahfi: 102]”
Ini adalah di antara keistimewaan surat al-Kahfi. Telah diriwayatkan
beberapa hadits yang mendorong untuk membacanya, terutama pada hari
Jum’at.
Al-Hakim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Sa’id
al-Khudri Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ مَنْ قَرَأَ سُـوْرَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ؛ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّـوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ.
“Sesungguhnya orang yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at,
niscaya dia akan diterangi oleh cahaya di antara dua Jum’at.”
Tidak diragukan bahwa surat al-Kahfi memiliki kedudukan yang agung,
karena di dalamnya terdapat ayat-ayat yang sangat memukau, seperti kisah
Ashhabul Kahfi, kisah Musa bersama Khidir, kisah Dzul Qarnain, dan
aktivitasnya membangun dinding penghalang besar yang menutupi Ya'-juj
dan Ma'-juj, menetapkan adanya hari Berbangkit, tiupan sangkakala, dan
penjelasan mengenai orang-orang yang merugi amalnya, mereka adalah
orang-orang yang mengira bahwa mereka berada dalam petunjuk padahal
mereka adalah orang yang berada dalam kesesatan dan kebodohan.
Maka sudah seharusnya bagi setiap muslim untuk bersemangat dalam membaca
surat ini, menghafalnya, dan mengulang-ulangnya, terutama pada
sebaik-baiknya hari di mana matahari terbit, yaitu hari Jum’at.
sablon solo
-----------------
d. Berlari dan menjauhi Dajjal, dan lebih utama ialah menetap di Makkah
atau Madinah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Dajjal tidak akan bisa
masuk ke dalam dua tanah haram. Maka ketika Dajjal keluar hendaklah
seorang muslim menjauh darinya, hal itu karena berbagai syubhat juga
hal-hal di luar kebiasaan yang sangat besar yang telah Allah berikan
kepadanya sebagai fitnah bagi manusia. Dajjal akan mendatangi seseorang
yang meyakini ada keimanan di dalam hatinya, akan tetapi pada akhirnya
dia akan mengikuti Dajjal. Hanya kepada Allah-lah kita memohon semoga
Dia melindungi kita dan seluruh kaum musliminh dari fitnahnya.
Imam Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim rahimahullah meriwayatkan dari Abu
Dahma' rahimahullah , dia berkata, “Aku mendengar ‘Imran bin Hushain
Radhiyallahu anhu meriwayatkan sebuah hadits, dia berkata, ‘Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَمِعَ
بِالدَّجَّالِ؛ فَلْيَنْأَ عَنْهُ، فَوَ اللهِ إِنَّ الرَّجُلَ
لَيَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسَبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ، فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا
يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ، أَوْ لِمَـا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ
الشُّبُهَاتِ.
‘Barangsiapa mendengar kedatangan Dajjal, maka
hendaklah ia menjauh darinya. Demi Allah, sesungguhnya seseorang
mendatanginya padahal dia menganggap bahwa dirinya adalah seorang
mukmin, lalu dia meng-ikutinya karena banyaknya syubhat yang
menyertainya, atau tatkala syubhat menyertainya.’”
SABLON SUKOHARJO SOLO
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, salah satunya adalah:
Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama)
yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia
menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia
meninggal dunia.
apabila artikel ini bermanfaat silahkan share
melalui media sosial dibawah ini.barangkali ilmu yang bermanfaat bisa
memberikan pahala yang terus menerus saat anda berada di
akhirat...aamiin