Jangan berkata bahwa keluarga kita tidak bisa menjadi mulia seperti
keluarga para Nabi. Karena ternyata keluarga Imron yang merupakan
keluarga manusia biasa pun bisa menjadi sejajar dengan keluarga Nabi. Dan karena para nabi diutus untuk menjadi pembimbing dan teladan bagi manusia.
Tidak ada surat al-Qur’an yang menggunakan nama keluarga kecuali Surat
Ali Imron (Keluarga Imron). Allah Ta'ala Berfirman, “Sesungguhnya Allah
telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi
segala umat (di masa mereka masing-masing)” (Qs. Ali Imron: 33)
Pembicaraan tentang keluarga Imron dimulai dari ayat ini:
إِذْقَالَتِامْرَأَةُعِمْرَانَرَبِّإِنِّينَذَرْتُلَكَمَافِيبَطْنِيمُحَرَّرًافَتَقَبَّلْمِنِّيإِنَّكَأَنْتَالسَّمِيعُالْعَلِيمُ
(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang
saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar)
itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (35)
Dalam ayat ini dibahas tentang kehamilan.
Sebuah fase yang sangat penting. Mengabaikannya berarti kehilangan
sebuah fase penting.Ayat ini mengajarkan kepada setiap keluarga muslim
agar para istri banyak menyematkan harapan mulia bagi janin.
Sayangnya, umat ini masih lebih percaya penelitian yang entah dari mana
sumber dan kepentingan di baliknya, dengan ayat yang absolut haq dan
telah melahirkan para pemimpin bumi yang istimewa.
Satu studi
terkenal oleh ilmuwan Austria yang disiarkan oleh HealthDay News, Jumat
(14/5/2010) mengatakan tak menemukan bukti bahwa mendengarkan musik
Mozart –betapapun meriahnya musik tersebut– memiliki dampak pada
kemampuan kognitif seseorang. Dalam studi paling akhir itu, para
peneliti di University of Vienna mengkaji lebih dari 40 studi dan
penelitian yang tak disiarkan yang meliputi lebih dari 3.000 subjek.
Kesimpulan mereka ialah tak ada yang mendukung pendapat bahwa musik
Mozart meningkatkan kemampuan otak anak.
Kesalahan fatal
pendidikan orangtua hari ini ternyata dimulai sejak dalam kandungan.
Anak yang belum lahir telah dirusak oleh musik yang jelas tidak disukai
dalam Islam –terlepas dari perbedaan pendapat para ulama seputar hukum
musik. Remaja yang menghabiskan banyak waktu mendengarkan musik lebih
berisiko mengalami depresi daripada remaja yang memiliki kegemaran
membaca. Demikian diungkap sejumlah peneliti dariUniversity of
Pittsburgh School of Medicine, Amerika Serikat.Allah Ta'ala Berfirman :
وَمَرْيَمَابْنَتَعِمْرَانَالَّتِيأَحْصَنَتْفَرْجَهَافَنَفَخْنَافِيهِمِنْرُوحِنَاوَصَدَّقَتْبِكَلِمَاتِرَبِّهَاوَكُتُبِهِوَكَانَتْمِنَالْقَانِتِينَ
“Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka
Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia
membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk
orang-orang yang taat.” (Qs. At-Tahrim: 12)
Ketika mengandung
perdengarkanlah suara yang terbaik yaitu Al-Quran, Dzikir, dan Doa-doa
Sunnah dari Nabi Muhammad SAW agar anak kita kelak menjadi anak yang
shaleh.
Kajilah dan Tadabburi serta diamalkan, surah Imran semoga dapat menerangi keluarga kita dengan hikmah yang terkandung didalam namanya.
Ketaatan juga mengikuti Sunnah dalam membimbing anak kita kepada
nilai-nilai Islam hingga ia terbiasa kelak ketika menjadi dewasa. Semoga
Allah merahmati semua keluarga kita, Aamiin.
SABLON SUKOHARJO SOLO
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, salah satunya adalah:
Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama)
yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia
menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia
meninggal dunia.
apabila artikel ini bermanfaat silahkan share
melalui media sosial dibawah ini.barangkali ilmu yang bermanfaat bisa
memberikan pahala yang terus menerus saat anda berada di
akhirat...aamiin