SABLON SUKOHARJO SOLO
----------------------------------------
“Bunda, Hanif ingin sholat sehari dua pululuh kali.” Saya tersenyum
mendengar ucapan anak sulungku itu. “loh banyak amat.” Jawab saya, “Iya
Bunda, biar catatan amal baiknya berat banget.” “Alhamdulillah...
Bunda seneng deh, artinya Hanief selalu ingin berbuat baik, oh iya
harus ikhlas juga ya sayang, dan kebaikan itu bukan hanya sholat ,
Hanief menolong Bunda, sayangi adek itu juga kebaikan, Hanief
senyumpun itu juga kebaikan…” Sepenggal obrolanku di suatu senja
dengan si sulung.
Di saat yang sama teringat akan obrolan
dengan dua orang kawan sepekan yang lalu. Kawan pertama, dia gemar
sekali memberi sesuatu kepada orang lain, saya kagum dengannya, karena
menurut saya dia begitu murah hati. Saya sendiri seringkali mendapat
bingkisan darinya.
Suatu kali saya melihatnya membungkus
bingkisan. Melihat saya datang dia bertanya pada saya, “Tau nggak
kenapa saya suka memberi kado kepada orang lain?” Tanyanya padaku,
“Itu karena saya ingin mereka juga ingat terus kepada saya kalau
mereka punya sesuatu.” Ucapnya penuh bangga.
Kawan yang
kedua adalah rekan kantor, suatu hari kami mendapat kabar ada rekan
yang akan pindah ke perusahaan, Dani namanya. Seorang teman menyatakan
bahwa selama ini Dani banyak menolongnya dalam segala hal.
Ia
berniat memberikan kenang-kenangan istimewa untuk Dani, agar kalau
suatu waktu ia butuh pertolongan lagi Dani masih mau membantunya.
Duh
itukah yang ada di pikiran mereka…Mengapa tujuan kebaikan hanya untuk
keuntungan diri sendiri… kemana perginya rasa ikhlas itu, batinku
bertanya… Lalu apabila kemudian orang-orang yang diberinya hadiah ‘lupa’
akan dirinya, ia tidak mendapat balasan seperti yang diharapkannya,
apa yang terjadi… kecewa, marah, atau malah kemudian membenci orang
lain karena menganggap orang lain tidak tahu membalas
budi…Astaghfirullah…
Bahaya lain berbuat kebaikan tanpa ikhlas
adalah bahaya riya. Berbuat kebaikan untuk mendapat pujian atau
sanjungan orang. Bahaya riya tergambar dari kisah berikut.
Suatu
hari Rasulullah Saw sedang duduk-duduk bersama sahabatnya. Beliau
berkata “Ya Ibnu Mas’ud, bacakanlah padaku ayat-ayat Al-Qur’an.” Ibnu
Mas’ud berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana aku akan membacakan Al-Qur’an
kepadamu, sedangkan Al-Quran diturunkan kepadamu?” Rasulullah
menjawab, “Sesengguhnya aku suka dibacakan Al-Qur’an olehmu.”
Akhirnya
Ibnu Mas’ud pun membacakan Al-Qur’an hingga sampai surat an-Nisaa
ayat 41. Rasulullah berkata, “Ya Ibnu Mas’ud, cukuplah, cukuplah
sampai di situ.” Wajah Rasulullah telah basah oleh airmata karena
kesedihan.
Kemudian beliau bersabda, “Tidaklah ada
seorangpun yang akan selamat dari neraka atau pun bisa masuk surga
melalu amal salehnya kecuali dengan rahmat Allah, sahabat bertanya,
“Ya Rasulullah, termasuk dirimukah?” Rasul menjawab, “Ya termasuk
diriku.” Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku
takuti dari beberapa hal yang aku takuti adalah syirik kecil,” “Ya Rasulullah apakah yang dimaksud syirik kecil itu?” “ia dalah riya.”
Kawan… Yakinlah setiap amal kebaikan pasti mendapat pahala dari Allah, itu janji Allah. asalkan ikhlas.
Kebaikan seberat zarrahpun Allah akan membalasnya. Bahkan Allah
menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang berbuat kebajikan, Subhanallah,
sungguh luas karunia Allah… Siapa yang tak ingin minum air dari telaga
di Surga-Nya…
Mari kita luruskan niat kawan, melakukan
kebaikan yang diniatkan semata untuk ridha Allah, ikhlas tanpa pamrih
apapun. Insya Allah semua itu terasa indah karena kebahagiaan yang kita
berikan untuk orang lain adalah kebahagiaan kita jua. Semoga kia
semua juga dijauhkan dari sifat riya, yang termasuk dalam perbuatan
syirik dan tidak diampuni Allah… aamiin.
“Sungguh,
orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi
minuman) yang campurannya adalah air kafur yaitu mata air dalam surga
yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya
dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Insan; 5-6).
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, salah satunya adalah:
Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama)
yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus amalkan, atau ia
menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia
meninggal dunia.
apabila artikel ini bermanfaat silahkan share
melalui media sosial dibawah ini.barangkali ilmu yang bermanfaat bisa
memberikan pahala yang terus menerus saat anda berada di
akhirat...aamiin